Sabtu, 30 Agustus 2014



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan Semesta alam yang senantiasa memberi banyak kenikmatan. Sholawat serta salam kita tujukan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang sangat kita harapkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Surat Al Fatihah termasuk dalam surat makkiyah yaitu surat yang diturunkan di Mekkah. Surat Al Fatihah merupakan surat pertama dalam Al Qur an atau disebut sebagai surat pembuka. Surat Al fatihah Terdiri dari atas 7 ayat.
Hafal terhadap surat Al Fatihah merupakan kewajiban seorang setiap orang yang mengerjakan ibadah sholat, baik ketika sholat sendiri, atau sebagai makmum ataupun sebagai Imam harus mengerti dan paham Surat Alfatihah. Karena jika tidak membaca surat Al Fatihah maka sholatnya tidak sah.
Nabi kita, sang suri tauladan kita yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاَةً لَمْ يَقْرَأْ فِيْهَا بِأُمِّ الْقُرْآنِ فَهِيَ خِدَاجٌ ثَلاَثًا غَيْرُ تَمَامٍ فَقِيْلَ لِأَبِيْ هُرَيْرَةَ: إِنَّا نَكُوْنُ وَرَاءَ اْلإِمَامِ فَقَالَ: اِقْرَأْ بِهَا فِيْ نَفْسِكَ فَإِنِّيْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَّمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِيْ وَبَيْنَ عَبْدِيْ نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِيْ مَا سَأَلَ
Artinya :
“Barangsiapa yang melakukan sholat, sedang ia tak membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah) di dalamnya, maka sholatnya kurang (3X), tidak sempurna”. Abu Hurairah ditanya, “Bagaimana kalau kami di belakang imam”. Beliau berkata, “Bacalah pada dirimu (yakni, secara sirr/pelan), karena sungguh aku telah mendengar Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Allah -Ta’ala- berfirman, “Aku telah membagi Sholat (yakni, Al-Fatihah) antara Aku dengan hamba-Ku setengah, dan hamba-Ku akan mendapatkan sesuatu yang ia minta”. [HR. Muslim (395), Abu Dawud (821), At-Tirmidziy (2953), An-Nasa’iy (909), dan Ibnu Majah (838)]

Terjemahan Surat Al Fatihah Lengkap dengan Maknanya

Bagi kamu yang ingin memahami surat Al Fatihah lebih dalam, di bawah ini kami sajikan surat Al Fatihah dalam bahasa arab dan juga latin lengkap dengan terjemahan dan penjelasan makna lebih dalam. Semoga Alloh SWT mengizinkan kita memahami ayat-ayat suci di bawah ini :
1.    Al-Fatihah Ayat 1
Latin : Bismillah Hirrahman Nirrahim
Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Maksud dari ayat pertama ini adalah : saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, mulai dari pekerjaan ringan seperti makan, minum, bepergian, belajar, dan sebagainya. Allah adalah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
2.   Al-Fatihah Ayat 2
Latin : alhamdu lillaahi rabbil aalamiina
artinya : Segala puji {2} bagi Allah, Tuhan semesta alam. {3}
Maksud ayat kedua surat Al Fatihah adalah : {2} Alhamdu (segala puji). Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan kemauan sendiri. Maka memuji Allah berarti: menyanjung-Nya karena perbuatan-Nya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang terhadap ni’mat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
{3} Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan yang ditaati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafadz “rabb” tidak dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul bait (tuan rumah). ‘Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia,alam hewan, alam tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. Allah pencipta semua alam-alam itu.
3.  Al-Fatihah Ayat 3
Latin : arrahmaanirrahiim
Artinya : Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Untuk ayat ketiga dalam surat Al FAtihah ini maksudnya hampir sama dengan ayat pertama,  Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
4.  Al-Fatihah Ayat 4
latin : maaliki yawmiddiin
Artinya : Yang menguasai {4} di Hari Pembalasan {5}
{4 }Maalik (Yang Menguasai) dengan memanjangkan “mim”, yang berarti: pemilik. Dapat pula dibaca dengan (dengan memendekkan mim), artinya: Raja.
{5} Yaumiddin (hari pembalasan): hari yang di waktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah, yaumulhisaab, yaumuljazaa’ dan sebagainya.
5.  Al-Fatihah Ayat 5
latin : iyyaaka na’budu wa-iyyaaka nasta’iin
Artinya : Hanya Engkaulah yang kami sembah {6}, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. {7}
{6} Na’budu diambil dari kata ‘ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
{7} Nasta’iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti’aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
6.  Al-Fatihah Ayat 6
Latin : ihdinaash shiraathaal mustaqiim
Artinya : Tunjukilah [8] kami jalan yang lurus,
[8] Ihdina (tunjukilah kami), dari kata “hidayaat”: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
7.  Al-Fatihah Ayat 7
Latin : shiraathalladziina an’amta ‘alayhim ghayril maghdhuubi ‘alayhim walaadhdhaalliin
Artinya : (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. {9}
{9} Yang dimaksud dengan “mereka yang dimurkai” dan “mereka yang sesat” ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Semoga artikel islami yang berisi mengenai terjemahan surat Al Fatihah beserta maksudnya di atas bisa bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah senantiasa memberi kita ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan Akhira, dan melindungi kita dari ilmu-ilmu yang tidak bermenfaat dan menyesatkan. Aamiin.
Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
referensi : alquran-indonesia.com
Orang Kaya Mati
Orang Miskin Mati
Raja-raja Mati
Rakyat Biasa Mati

Semua Pergi Menghadap ILahi
Wanita Baik Untuk Lelaki Baik Merupakan ketentuan Allah adalah kesepadanan dalam berpasangan. Buruk Untuk Buruk, Baik Untuk Baik.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ

"Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji (pula) Sedangkan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik (pula)..." (QS An-Nur: 26)

Serupa dengan ayat ini adalah Surat An-Nur ayat 3 tentang lelaki dan perempuan pezina.
Sebagian ulama menjelaskan, "Lelaki yang buruk (akhlak dan agama), akan berpasangan dgn wanita yang buruk pula. Demikian pula sebaliknya.

Ayat ini juga sebagai penegas kesucian Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha atas tuduhan yang menimpa beliau.

Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam adalah manusia terbaik, maka istri yang mendampingi beliau adalah wanita yang baik (akhlak dan agama) pula. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir dan lainnya)

Anda ingin mendapat pasangan yang shalih/shalihah...?
Jadikan dahulu diri kita layak, dengan berhias amal kebajikan dan akhlak mulia.
Nafāits Tsamarāt: Tidak Setiap Orang Yang Shalat Itu Shalat
Tidak setiap orang yang shalat itu shalat. Sesungguhnya Aku (Allah) hanya menerima shalat dari orang yang tawaduk (rendah hati) karena keagungann-Ku; tidak bertindak zalim terhadap para makhluk-Ku; tidak terus-menerus bermaksiat kepada-Ku; menhabiskan siang harinya dalam mengingat-Ku; dan kasih sayang terhadap orang miskin, ibnu sabil, para janda, dan orang yang tertimpa musibah. Aku jadikan untuknya dalam kebodohan kesabaran, dalam kegelapan cahaya, dimana cahayanya itu seperti cahaya matahari yang Aku lindungi dengan kemuliaan-Ku, dan Aku jadikan penjaganya adalah para malaikat-Ku. Orang yang sepertinya ini di tengah-tengah makhluk-Ku adalah seperti taman di tengah-tengah surga.” (HR. al-Bazzar).

Diriwayatkan bahwa Imam Ali ra apabila datang waktu shalat, maka bergetar dan wajahnya pun berubah. Lalu beliau ditanya: “Ada apa denganmu, wahai Amirul Mukminin?” Beliau menjawab: “Telah datang waktu amanah yang Allah tawarkan kepada langit, bumi dan gunung, namun semuanya menolak untuk memikul dan mengembannya.”

Allah SWT telah mewahyukan kepada beberapa Nabi: “Apabila telah masuk waktu shalat, maka tergeraklah dari hatimu khusyuk, dari badanmu tunduk, dan dari kedua matamu air mata, kerena takut kepada-Ku.”

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 28/8/2014
Foto: Nafāits Tsamarāt: Tidak Setiap Orang Yang Shalat Itu Shalat
Tidak setiap orang yang shalat itu shalat. Sesungguhnya Aku (Allah) hanya menerima shalat dari orang yang tawaduk (rendah hati) karena keagungann-Ku; tidak bertindak zalim terhadap para makhluk-Ku; tidak terus-menerus bermaksiat kepada-Ku; menhabiskan siang harinya dalam mengingat-Ku; dan kasih sayang terhadap orang miskin, ibnu sabil, para janda, dan orang yang tertimpa musibah. Aku jadikan untuknya dalam kebodohan kesabaran, dalam kegelapan cahaya, dimana cahayanya itu seperti cahaya matahari yang Aku lindungi dengan kemuliaan-Ku, dan Aku jadikan penjaganya adalah para malaikat-Ku. Orang yang sepertinya ini di tengah-tengah makhluk-Ku adalah seperti taman di tengah-tengah surga.” (HR. al-Bazzar).

Diriwayatkan bahwa Imam Ali ra apabila datang waktu shalat, maka bergetar dan wajahnya pun berubah. Lalu beliau ditanya: “Ada apa denganmu, wahai Amirul Mukminin?” Beliau menjawab: “Telah datang waktu amanah yang Allah tawarkan kepada langit, bumi dan gunung, namun semuanya menolak untuk memikul dan mengembannya.”

Allah SWT telah mewahyukan kepada beberapa Nabi: “Apabila telah masuk waktu shalat, maka tergeraklah dari hatimu khusyuk, dari badanmu tunduk, dan dari kedua matamu air mata, kerena takut kepada-Ku.”

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 28/8/2014

Open Source